Setiap perangkat komputer yang terkoneksi ke internet pastinya memiliki IP address. Begitu juga dengan perangkat smartphone ataupun komputer yang sekarang digunakan untuk membaca artikel ini. Terus gimana proses pendistribusian IP tersebut ?
Dynamic Host Configuration Protocol yang lebih dikenal dengan sebutan DHCP adalah sebuah protokol berbasis server yang di gunakan untuk memudahkan proses penyebaran IP Address ke jaringan internet secara otomatis. Fungsi ini memudahkan kita mengatur ip address sehingga kita tidak perlu melakukan konfigurasi satu persatu.
Apa itu DHCP ?
didalam sebuah jaringan, tiap-tiap komputer itu mempunyai IP address yang unik dan berbeda supaya dapat berkomunikasi serta terhubung satu sama lain. Pada awalnya, IP address itu hanya dapat ditentukan oleh pengguna dengan cara manual, atau yang lebih kita kenal dengan sebutan static IP.
Dengan kata lain, kalau kita punya lima perangkat komputer dalam satu jaringan, kita wajib mengatur kemudian menulis sendiri setiap IP address dari kelima komputer tersebut.
Nah kalau sewaktu-waktu kita mau menambahkan perangkat baru, kita harus mengkonfigurasi perangkat itu lagi, agar dapat terhubung ke jaringan yang sama. Kalau konfigurasi kita salah, maka perangkat tidak akan bisa terhubung ke jaringan komputer.
Nah kalau sekitaran 1-100 komputer tidak terlalu sulit untuk menerapkan konsep static ip. Kalau 1.000 atau bahkan 10.000 perangkat komputer ???, bisa kita bayangkan bahwa itu adalah pekerjaan yang melelahkan :(
Begitulah muncul konsep DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) yakni protokol secara otomatis memberikan serta menentukan IP address, subnet mask, default gateway, DNS address, serta konfigurasi lainnya di jaringan kita.
DHCP ini sangat banyak dipakai di jaringan yang berbasis TCP/IP.
Perbedaan DHCP server dan DHCP client
Secara konsep, DHCP merupakan protokol yang terdiri dua jenis yakni DHCP server dan DHCP client. Berikut perbedaan keduanya.
DHCP server adalah perangkat yang berfungsi mengatur, mengisi, memberikan kemudian mendistribusikan alamat-alamat IP ke tiap komputer client yang ada dalam satu jaringan sama secara otomatis.
Nah dari penjelasan diatas, kita dapat ambil kesimpulan bahwa DHCP server merupakan pihak yang membantu administrator dalam proses pemberian alamat IP. Adanya layanan DHCP server ini dapat mengurangi kesalahan dalam proses pengisian alamat IP yang kita lakukan secara manual.
DHCP client adalah perangkat yang tersinkronisasi atau terhubung dengan DHCP server. Perangkat DHCP Client ini akan meminta alamat IP serta menerima konfigurasi dari DHCP server sehingga perangkat ini dapat terkoneksi ke jaringan internet dengan baik.
Dari penjelasan diatas, DHCP client ini adalah client yang meminta alamat IP serta memastikan telah dapat alamat IP yang sesuai dari DHCP server.
Cara Kerja DHCP Server
Setelah kita mengetahui perbedaan dar DHCP server dan DHCP client, kita juga perlu memahami cara kerja DHCP server. Ada 4 Cara kerja DHCP antara lain Discovery, Offer, Request serta Acknowledge.
Discovery
Discovery adalah proses pertama kali dilakukan, yang dimana client akan mencari layanan dari DHCP yang terhubung ke jaringan sama.
Setelah menemukan DHCP server didalam satu jaringan, DHCP client kemudian mengirimkan pesan ke DHCP server untuk memberikan konfigurasi jaringan dan alamat IP yang tersedia diDHCP server. DHCP client hanya bisa bekerja kalau network adapter diaktifkan.
Offer
Setelah DHCP client mengirimkan permintaan broadcast message ke DHCP server, Kemudian DHCP server memberikan sebuah penawaran ke client. Isi dari penawaran tersebut ialah alamat IP serta informasi-informasi konfigurasi jaringan lainnya.
Request
Saat penawaran yang dikirimkan DHCP server diterima oleh client, lalu DHCP client kemudian menyetujui lalu melakukan request. DHCP client selanjutnya mengirimkan pesan request yang isinya sebuah permintaan untuk meminjamkan salah satu alamat IP yang masih tersedia didatabase DHCP server.
Acknowledge
Proses yang terakhir ialah DHCP server merespon permintaan dari DHCP client kemudian mengirimkan alamat IP yang tersedia dan telah ditentukan oleh DHCP server. DHCP server juga mengirimkan informasi-informasi konfigurasi lainnya yang sekiranya dibutuhkan DHCP client.
Server kemudian memperbarui databasenya, sedangkan client memulai proses binding. Proses binding ini merupakan proses yang dimana client mengikat alamat IP yang diberikan oleh server.
Setelah semua proses ini berhasil, client dapat menggunakan jaringan dan melakukan komunikasi ataupun bertukar data dengan perangkat yang dalam jaringan lokal yang sama.
Komponen-Komponen DHCP
DHCP juga mempunyai beberapa komponen, yaitu:
DHCP Server
Yaitu perangkat yang bertindak menjadi network server, serta berfungsi untuk mengelola IP address dan informasi konfigurasi lainnya.
DHCP Client
Yaitu perangkat yang terkoneksi dengan jaringan serta perangkat yang menerima informasi IP address dan informasi lainnya. yang dapat menjadi Client tidak hanya perangkat komputer, tapi semua perangkat yang dapat terkoneksi dengan jaringan seperti Smartphone, VOIP, dan sebagainya.
DHCP Relay
Merupakan router atau host yang berperan menerima pesan dari DHCP client kemudian menyambungkannya ke DHCP server. Saat DHCP server merespon permintaan dari client, DHCP relay akan menerima respon tersebut kemudian menyampaikannya ke DHCP client.
Subnet
Subnet ini juga dikenal dengan nama subnetwork, yaitu pembagian logis suatu jaringan IP
IP Address Pool
Merupakan sekumpulan IP address yang masih tersedia dan dapat diberi kepada DHCP client.
IP Lease
Merupakan rentang waktu yang dialokasikan oleh DHCP server ke DHCP client untuk menggunakan IP address.
Manfaat DHCP Server
Sebenarnya banyak manfaat yang kita peroleh dari DHCP server ini, diantaranya:
Mengelola IP address dengan mudah
Dengan DHCP, kita bisa mengelola jaringan dengan mudah, layaknya seorang network administrator yang profesional. Kita juga tidak perlu untuk mengkonfigurasi jaringan lagi dikarenakan seluruh proses tersebut sudah ditangani oleh DHCP server secara otomatis.
Dapat mencegah terjadinya IP address conflict
Saat kita mengkonfigurasikan IP address secara manual, masih ada kemungkinan kalau kita mengulang IP address yang sama atau duplikat ip. Akibatnya, perangkat yang kita konfigurasikan itu tidak akan terkoneksi dengan jaringan kita. Hadirnya DHCP server ini mencegah terjadinya IP address conflict serta memastikan setiap perangkat yang terhubung itu mempunyai konfigurasi yang berbeda.
IP address lebih akurat
Seperti penjelasan diatas IP address yang ditentukan secara manual itu rawan menyebabkan typographical errors. Masalahnya, IP address itu terdiri dari angka seperti 172.16.254.1 serta memerlukan ketelitian yang tinggi untuk konfigurasinya. DHCP berfungsi untuk meminimalisir resiko kesalahan penulisan dan memaksimalkan keakuratan dalam menentukan IP address tiap perangkat.
Sentralisasi konfigurasi jaringan
Dengan menggunakan DHCP server, seluruh konfigurasi jaringan disentralisasikan dalam satu perangkat. Keuntungan yang didapatkan adalah kita tidak perlu lagi menghabiskan waktu untuk login tiap perangkat untuk melakukan konfigurasi.
Mendukung jaringan dalam skala besar
DHCP server dapat mengelola jutaan DHCP clients sekaligus asal masih satu jaringan.
as
Kekurangan DHCP Server
Dibalik kelebihannya itu DHCP server punya beberapa kekurangan. yakni:
Masalah Keamanan
Memang automasi pada DHCP Server ini sangat menguntungkan kita namun fitur ini dapat dijadikan sasaran dari a man-in-the-middle attack. Ini terjadi karena ada rogue DHCP server yang masuk ke jaringan kita, yang menyebabkan ini menjadi sebuah ancaman bagi privasi clients serta keamanan jaringan.
Resiko a single point of failure (SPOF)
Sentralisasi jaringan pada DHCP server juga rawan terjadinya a single point of failure. Yang artinya, sistem mengalami kegagalan atau ketidaktersediaan DHCP server yang dapat mengakibatkan fatal diseluruh jaringan kita.
Contohnya kalau kita mempunyai perangkat baru yang akan ditambahkan ke jaringan kita, saat DHCP server sedang offline, perangkat tersebut akan kesulitan dan bahkan bisa gagal untuk memperoleh informasi konfigurasi dari server.
Efisiensi
Kalau jaringan kita ada banyak subnetworks ataupun segments, kita harus menyiapkan konfigurasi yang extra seperti menempatkan server dan relay agent di tiap subnetwork, kemudian mengkonfigurasi semua routers supaya bisa terhubung ke Bootstrap Protocol (BootP) broadcasts. Konfigurasi ini akan banyak menyita waktu dan membutuhkan biaya tambahan.
Posting Komentar